Indonesia Punya Dua Opsi untuk Mengirim Pasukan Perdamaian ke Gaza, Mana yang Lebih Berpeluang Dapat Support?

JAVABARU – Menteri Pertahanan (Menhan) Sjafrie Sjamsoeddin mengungkapkan bahwa Pemerintah Indonesia memiliki dua opsi utama untuk memperoleh izin yang diperlukan guna memberangkatkan pasukan perdamaian ke Gaza. Restu ini sangat penting untuk menjamin kelancaran pelaksanaan misi tersebut.

Menurut Sjafrie, kedua alternatif tersebut antara lain, opsi pertama adalah melalui Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Sjafrie menyampaikan hal ini saat ditemui di kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta Pusat, Jumat 14 November 2025.

Kerja sama antara Indonesia dan PBB dalam misi perdamaian sudah terjalin lama, mencakup berbagai wilayah konflik seperti Lebanon dan Afrika.

Opsi kedua adalah mendapatkan persetujuan dari sebuah organisasi internasional yang diprakarsai oleh Presiden Amerika Serikat.

Untuk menempuh jalur organisasi internasional ini, Sjafrie menekankan pentingnya komunikasi dan pendekatan antar kepala negara demi mencapai kesepakatan di tingkat global.

Selain kesepakatan internasional, Indonesia juga memerlukan dukungan dari negara-negara yang dinilai memiliki kompetensi dalam penanganan konflik di Gaza.

Secara spesifik, Sjafrie menyebutkan bahwa jika negara-negara Arab seperti Arab Saudi, Yordania, Mesir, Qatar, dan Uni Emirat Arab memberikan lampu hijau, Indonesia akan dengan senang hati berpartisipasi.

Sjafrie juga menambahkan bahwa restu dari Israel adalah hal yang mutlak. “Tentu saja (termasuk) Israel, karena Israel adalah bagian yang sangat kompeten di dalam persoalan ini,” tegasnya.

Menhan Sjafrie memastikan bahwa persiapan personel telah rampung, dengan total 20.000 prajurit disiapkan. Kontingen ini terdiri dari pasukan kesehatan dan pasukan Zeni. Pemerintah berharap agar semua persyaratan dan dukungan dari pihak internasional dapat segera terpenuhi, sehingga pengiriman pasukan perdamaian ke Gaza dapat dilakukan dalam waktu dekat. ***